Dalam dunia routing kita pasti mengenal static atau default route.
Biasanya static route dan default route dibuat untuk lebih simpel konfigurasi dan memudahkan dalam maintenance.
Biasanya static route dan default route dibuat untuk lebih simpel konfigurasi dan memudahkan dalam maintenance.
Untuk lebih mudah berikut ilustrasi default route :
Namun default route atau static route ini mempunyai kelemahan dimana next hop yang ditulis dalam konfig hanya 1.
Untuk contoh diatas :
Konfig yang di CPE :
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.2/30
Nah…apa yang terjadi jika PE Router ada 2, biasanya perusahaan2 besar membuat link mereka redudancy otomatis. Dalam hal ini static route tidak bisa digunakan untuk ke next hop dengan ip phisical PE. hal ini disebabkan karena jika PE bermasalah maka CPE akan tetap menganggap next hop nya adalah PE.
Nah..biasanya di CISCO kita mengenal HSRP kali ini kita belajar VRRP.
Untuk lebih mudah gambarannya sebagai berikut.
Untuk gambaran kasar cara kerja adalah :
- PE1,PE2 dan CPE diconfigure dalam 1 network, sehingga bisa saling ping satu sama lain.
- PE1 dan PE2 diconfigure IP virtual sebagai VRRP, jangan lupa VRRP ID harus sama untuk kedua router. Hal ini diperlukan karena VRRP ID merupakan identitas IP VRRP.
- VRRP mempunyai sebuah virtual address, untuk virtual address ini biasanya satu network juga dengan PE1,P2 dan CPE.
- VRRP akan menentukan mana yang menjadi link main dan mana yang menjadi link back up, untuk menentukan biasanya ada di priority vrrp dimana semakin tinggi nilainya dia akan berfungsi sebagai main.
- VRRP mempunyai sebuah IP Virtual yang akan mengassociate atau mengklonning diri dan memforward semua routing yang diterima ke IP real (PE1 / PE2)
- nah, di CPE kita pilih next hop nya menggunakan IP VRRP tersebut.